Pembentukan SPAB di SMAN 2 Nganjuk


 2021-06-29 |  pusdalops

Senin (28/6) BPBD Propinsi Jawa Timur yang bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Nganjuk melalui Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan melaksanakan kegiatan pembentukan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SMAN 2 Nganjuk selama dua hari hingga Selasa (29/6).

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMAN 2 Nganjuk, Dr. Rita Amalisa, yang menyampaikan ucapan terimakasih kepada BPBD Propinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Nganjuk atas penyelenggaraan kegiatan SPAB. Selain itu, Rita juga menyampaikan bahwa kegiatan SPAB ini merupakan kegiatan pertama yang diadakan di SMAN 2 Nganjuk dan belum pernah ada sebelumnya, sehingga semua murid dan guru yang terlibat dalam kegiatan tersebut sangat berantusias untuk mengikuti kegiatan SPAB.

Sekali-kali diadakan di Kabupaten Nganjuk, kecil-kecilan tidak apa-apa, tapi maknanya besar”, lanjut Drs. Abdul Wakid, M.M. selaku Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nganjuk dalam sambutannya.

Beberapa bulan yang lalu di daerah Kabupaten Nganjuk terjadi bencana banjir, banjir yang besar di Kabupaten Nganjuk, salah satunya di depan SMAN 2 Nganjuk, selain itu lokasi di lingkungan SMAN 2 Nganjuk rawan bencana banjir, itulah alasan kenapa kami memilih SMAN 2 Nganjuk sebagai tujuan diselenggarakannya SPAB”, lanjut Wakid.

Wakid berharap agar kegiatan BPBD Propinsi Jawa Timur yang lain juga dapat dilaksanakan di Kabupaten Nganjuk.

Kepala Bidang Pencegahan/Mitigasi dan Kesiapsiagaan Propinsi Jawa Timur, Gatot Soebroto, S.E., M. PSDM., juga menyampaikan sambutannya sekaligus sebagai tanda dibukanya kegiatan SPAB Tahun 2021 di Kabupaten Nganjuk.

Gatot menegaskan, bahwa Jawa Timur adalah gudang atau etalase bencana, karena terdapat 14 ancaman bencana di Jawa Timur.

Bagaimana cara menangani potensi ancaman tersebut, makanya kita ada kegiatan ini untuk mengenali ancaman tersebut untuk menghadapi dan menangani ancaman bencana tersebut. Kita sebagai pelaku, kita yang merasakan, untuk anak cucu kita sudah tidak mengenali banjir, tapi kita pernah merasakan longsor atau banjir seperti apa, oleh karena itu kita diberi ilmu atau pengalaman, karena tidak semua menjadi pelaku dalam ancaman tersebut”, lanjutnya.

Gatot menyampaikan, bahwa dengan mengenali ancaman di sekitar kita, maka kita dapat mengurangi risiko bencana tersebut. Gatot juga berharap, bahwa setelah adanya SPAB, maka para siswa dan guru harus sudah mengetahui cara mengevakuasikan diri saat terjadi bencana.

Pembukaan SPAB ditutup dengan penyerahan tas siaga dan bibit tanaman buah oleh Kepala Bidang Pencegahan/Mitigasi dan Kesiapsiagaan BPBD Propinsi Jawa Timur kepada Kepala Sekolah SMAN 2 Nganjuk.

Kegiatan SPAB pada hari pertama dilaksanakan di ruang aula SMAN 2 Nganjuk dan ruang kelas. Pemberian materi diberikan oleh Drs. Edy Sukarno, M. Pd. selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Nganjuk yang dilaksanakan di ruang aula pada sesi pertama, yang kemudian dilanjutkan oleh Wawan Kimiawan selaku fasilitator SPAB dari SRPB (Sekber Relawan Penanggulangan Bencana) Jawa Timur pada sesi keduanya.

Pada sesi pertama, materi yang diberikan kepada para siswa di ruang aula berupa Risiko Bencana pada Satuan Pendidikan, sedangkan pada sesi kedua, materi berupa pembekalan PPGD (Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat), pengenalan gempa bumi, serta simulasi evakuasi gempa bumi pada korban patah tulang dan trauma psikis.

Selain di ruang aula, kegiatan SPAB juga dilaksanakan secara pararel di ruang kelas yang hanya diikuti oleh 35 stakeholder, yang terdiri dari komite, kepala sekolah, guru, staf tata usaha, tim keamanan sekolah, tim kebersihan sekolah, serta perwakilan 15 siswa.

Aslichatul Insiyah, M. Pd. atau yang akrab disapa dengan Azelin selaku fasilitator SPAB dari SRPB Jawa Timur memfasilitasi indikator SPAB dengan melakukan FGD bersama dengan 35 stakeholder di ruang kelas dengan menyampaikan materi berupa kajian risiko bencana sekolah, pembentukan tim siaga bencana sekolah, pembuatan rencana aksi sekolah, penyusunan prosedur ketetapan kebencanaan, serta pembuatan peta rambu dan titik kumpul.

Pada hari kedua, Selasa (29/6), dilakukan simulasi gempa bumi dan pemadaman kebakaran api yang dilaksanakan di halaman SMAN 2 Nganjuk sebagai bentuk kegiatan SPAB lanjutan dari hari pertama.

Wawan selaku fasilitator SPAB Jawa Timur berharap untuk seluruh masyarakat SMAN 2 Nganjuk dapat melanjutkan proses pengurangan risiko bencana pada tingkat satuan pendidikan, sehingga pada tingkat sekolah dapat aman terlebih dahulu terhadap bencana.

Dengan adanya program SPAB di SMAN 2 Nganjuk ini, kami berharap sekolah dapat menjadi satuan pendidikan yang siap siaga dan mampu melakukan mitigasi bencana secara mandiri”, ungkap Azelin selaku fasilitator SPAB Jawa Timur. (tan)