Kabupaten Nganjuk Delegasikan Desa Duren dalam Lomba Destana 2021


 2021-09-13 |  pusdalops

NGANJUK – Senin (13/9), Kabupaten Nganjuk kembali menerima kunjungan dari tim peninjau lapangan lomba desa/kelurahan tangguh bencana se-Jawa Timur tahun 2021. Kali ini adalah kali ke-5 Nganjuk mendelegasikan perwakilan desanya untuk mengikuti lomba Destana (Desa Tangguh Bencana) dan Nganjuk selalu mendapatkan juaranya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Desa Duren Kecamatan Sawahan adalah salah satu desa yang menjadi perwakilan untuk mengikuti lomba Destana tahun ini pada kategori utama. Tidak hanya Desa Duren, tahun sebelumnya Nganjuk juga mendelegasikan Desa Blongko Kecamatan Ngetos untuk mengikuti lomba Destana kategori utama.

Kunjungan dari tim peninjau lapangan ini juga dihadiri langsung oleh Plt. Bupati Nganjuk, Dr. Drs. H. Marhaen Djumaidi, S.E., S.H., M.M., M.BA., beserta sang istri, S. Wahyuni. Selain itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nganjuk, Drs. Abdul Wakid, M.M., beserta Camat Sawahan, Ardiansyah Winardi, dan Kepala Desa Duren, Sutaji,  juga turut hadir dalam kunjungan tim peninjau lapangan tersebut.

Marhaen menjelaskan dalam sambutannya, bahwa sudah ada 52 desa di Kabupaten Nganjuk yang sudah menjadi Desa Tangguh Bencana dari total 100 desa rawan bencana di Kabupaten Nganjuk.

Bulan Oktober nanti, akan kita bentuk lagi sebanyak 12 desa,” terang Marhaen.   

Wakid juga menerangkan di dalam sambutannya, bahwa paradigma urusan bencana telah bergeser yang semula adalah urusan pemerintah sekarang telah menjadi urusan bersama dengan melibatkan 5 peran dari unsur Pentahelix, yaitu Pemerintah, Akademisi, Media, Dunia Usaha, dan Komunitas, oleh karena itu masyarakat sebagai komunitas diharapkan mampu berperan aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana, sehingga desa mampu secara mandiri untuk menghadapi dan menanggulangi bencana di desa masing-masing.

Dalam peninjauan lapangan ini, tim penilai secara langsung melakukan wawancara, pengecekan dokumen indikator Destana, serta peninjauan di lapangan terhadap aspek kesehatan, aspek kesiapsiagaan pemerintah desa serta masyarakat dalam menghadapi bencana, aspek penganggaran dalam kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana, aspek risiko bencana yang ada di desa, serta indikator destana. Aspek kesehatan dinilai langsung oleh tim peninjau dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Lestari, aspek kesiapsiagaan dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur oleh Syukur dan SRPB (Sekber Relawan Penanggulangan Bencana) Jawa Timur oleh Wawan Kimiawan, aspek penganggaran dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur oleh Ferry, aspek risiko dari IABI (Ikatan Ahli Bencana Indonesia) oleh Mesak Paidjala, serta indikator Destana dinilai langsung oleh tim peninjau dari FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Jawa Timur yang diwakili oleh Anin.

Upaya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat luas harus terus dilakukan,” terang Wawan selaku salah satu dari tim penilai pada aspek kesiapsiagaan.

Destana tidak hanya bicara peta, rambu dan jalur, tapi teruslah untuk mengeksplorasi diri dan kemampuan untuk mendapatkan hal-hal terbaik ke depan,” lanjut Wawan.

Pada lomba Destana ini, Desa Duren juga menampilkan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi yang diperankan langsung oleh para siswa di MTs Al Kautsar, serta simulasi pemulasaraan jenazah Covid-19 yang diperankan langsung oleh relawan Destana dan masyarakat Desa Duren.

Wakid berharap Destana Putra Wilis Desa Duren dapat meraih prestasi sebagai salah satu Destana terbaik kategori utama, sehingga diharapkan dapat memotivasi Destana lainnya di Kabupaten Nganjuk, sekaligus dapat menjadi prestasi bagi Kabupaten Nganjuk di tingkat Provinsi Jawa Timur sebagai bagian dari wujud pencapaian Visi Nganjuk Maju dan Bermartabat. (tan)